Apa sih portofolio itu? Portofolio merupakan kumpulan aset investasi yang kita atau perusahaan miliki, misalnya properti, deposito, saham, emas, obligasi, dan lain-lain. Portofolio saham sendiri artinya adalah kumpulan aset investasi yang berupa saham, baik yang dimiliki oleh perorangan maupun perusahaan.
Penting sekali melakukan manajemen portofolio untuk hasil maksimal. Bagaimana ya caranya melakukan manajemen portofolio pribadi?
Sebelum melakukan manajemen portofolio pribadi, sebaiknya kita cek dulu profil diri kita. Profil orang yang satu bisa berbeda dengan orang lain dan akan sangat berpengaruh pada pemilihan jenis saham dan strategi mana yang akan dipilih.
Seperti yang sudah pernah saya jelaskan dalam twitter saya @pakarsaham, bahwa sebelum investasi harus memperhatikan MoTuRik. Apa itu MoTuRik ?
MoTuRik adalah Modal, Tujuan, dan Risk profile. Masing-masing orang berbeda “MoTuRik”-nya.
Investor yang mempunyai modal kecil sebaiknya mengambil investasi jangka menengah atau panjang karena kurang likuid untuk trading jangka pendek dan pemilihan saham juga terbatas. Modal kecil juga perlu memperhitungkan biaya trading karena otomatis fee akan lebih besar jika semakin sering bertransaksi beli dan jual. Jadi modal kecil (Rp 5-15 juta) lebih cocok untuk investasi jangka panjang karena kurang leluasa untuk trading.
Nah, hal berikutnya yang perlu diperhatikan dalam mengelola portofolio adalah tujuan. Apa tujuan Anda membeli saham? Kalau tujuannya untuk tabungan anak atau dana pensiun, investasi jangka panjang dengan cara menabung saham cocok untuk Anda.
Metode menabung saham secara rutin ini efeknya seperti bola salju dalam jangka panjang,butuh kesabaran dan disiplin. Saham-saham yang cocok untuk “menabung saham” adalah saham-saham yang defensif dan anti krisis seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan lain-lain.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan dalam mengelola portofolio adalah Risk Profile\/profil risiko. Artinya apa ya?
Anda tentu sudah tahu kalau saham adalah jenis investasi yang cukup berisiko apa lagi jika tidak disertai ilmu yang benar. Pasar saham bisa bergejolak dan naik turun dengan cepat, apalagi pasar forex dan komoditas.
Dalam hal ini tentu saja Anda perlu mengetahui profil risiko sebagai investor, yakni seberapa besar komitmen Anda untuk meminimalkan resiko. Investasi\/trading saham bukan untuk orang yang berani ambil risiko, tapi justru orang yg berani disiplin membatasi resiko!
Ada beberapa macam investor berdasarkan risk profile-nya. Berdasar risk profile yang pertama adalah investor konservatif. Sesuai namanya, investor konservatif cenderung menghindari risiko atau cari sesuatu yang aman, investasi dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun) dan menghindari fluktuasi saham jangka pendek.
Berdasar profil resiko yang kedua, adalah investor tipe moderat dengan toleransi risiko sedang, imbal hasil lebih besar dari deposito. Para trend follower yang melakukan aksi beli-jual saham dalam 1-3 bulan termasuk dalam kategori moderat, dengan imbal hasil di atas 20% per tahun.
Investor agresif adalah investor yang berani dengan toleransi risiko yang tinggi karena mengharapkan imbal hasil besar,cenderung aktif dan suka melakukan spekulasi beli dan jual saham, cenderung berani mengambil tindakan. Investor agresif jika tidak dibarengi dengan ilmu dan disiplin yang benar akan rawan menjadi pejudi saham seperti yang saya jelaskan dalam buku Smart Traders Not Gamblers.
High risk, high return. Investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi, tentu memiliki risiko yang tinggi pula. Risiko juga sejalan dengan tingkat pengetahuan dari pelaku pasar\/investor. Semakin teredukasi dan semakin tinggi jam terbang seorang trader\/investor, risiko akan mengecil. Oleh karena itu, belajar dulu sebelum mulai berinvestasi.
Salam profit!
*) Ellen May. Trader, investor saham, pendiri Ellen May Institute, penulis Smart Traders Not Gamblers, @pakarsaham.<\/em>
(ang/ang)
DETIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar